LAMPUNG UTARA– Ketua DPRD Lampung Utara M.Yusrizal, ST akan membuka Posko Pengaduan bagi para pedagang, terkait revitalisasi Pasdar Dekon, Kotabumi.
Hal itu diungkapkan oleh politikus senior dari Partai Gerindra, usai melakukan dialog dengan perwakilan para pedagang di gedung DPRD, Senin (11/8 ).
Dengan adanya Posko Pengaduan tersebut, masih kata Yusrizal, para pedagang bisa langsung menyampaikan keluhannya ke DPRD melalui Komisi 2 agar tidak menjadi bias ditengah-tengah masyarakat, sehingga program Pemerintah Daerah untuk membangun Pasar Dekon Kotabumi, bisa berjalan dengan baik seperti yang kita harapkan bersama.
“Kami sebagai wakil rakyat, siap menerima keluhan para pedagang, dan pasti akan segera kami tindak lanjuti dengan mencarikan solusi yang terbaik,” ujar Yusrizal.
Dialog yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD dan dihadiri oleh Ketua Komisi 2 dan anggota serta perwakilan para pedagang tersebut, berakhir dengan penandatangan 9 butir kesepakatan antara pihak pengembang, eksekutif dan perwakilan pedagang, setelah melalui dialog yang cukup panjang.
Salah satu dari 9 butir kesepakatan tersebut adalah, pihak pengembang dan pemerintah daerah menyepakati untuk mengembalikan uang muka ( DP ) sebesar 30 % tanpa potongan jika setelah pembangunan revitalisasi Pasar Dekon selesai, dan pihak pedagang membatalkan untuk pembelian toko maupun hamparan.
“Kami akan mengembalikan DP para pedagang 100 % tanpa potongan, jika dikemudian hari pedagang membatalkan untuk pembelian toko maupun hamparan,” ujar Alamsyah selaku Ketua Pembangunan Revitalisasi Pasar Dekon yang juga menjabat sebagai Asisten 2 Pemkab Lampung Utara.
Meski telah terjadi kesepakatan, para pedagang juga masih mengeluhkan adanya Tempat Penampungan Sementara ( TPS ) yang disediakan oleh pengembang bagi para pedagang untuk berjualan.
“Tempatnya terlalu sempit, dan pedagang juga harus bolak balik mengangkut barang dagangannya ke rumah, karena pertimbangan faktor keamanan barang dagangannya,” ujar Syahrul Agoes.
Selain itu, masih menurut Syahrul Agoes, para pedagang sekarang juga sudah banyak yang pindah tempat. Ada yang pindah di seputaran Kaliumban, Candimas, Bukit Kemuning, dan Bandarjaya.
“Sekarang ini pedagang sudah susah, sebagai dampak semua jalan ditutup, sehingga sudah tidak ada pembelinya lagi,” ujar Syahrul Agoes dengan nada kesal.
Tak hanya itu, Syahrul Agoes juga mengaku pesimis semua pedagang mau membeli toko, meskipun pihak pengembang sudah menurunkan harga jualnya.
“Masalahnya, toko nya saja belum dibangun, tapi kami para pedagang sudah disuruh setor DP 30 % dan membayar cicilan selama proses pembangunan,” imbuhnya lagi.
Meskipun demikian, para pedagang mengatakan bahwa aksi yang mereka lakukan selama ini, bukan berarti mereka menolak kebijakan Bupati dan Wakil Bupati untuk membangun Lampung Utara.
“Kami para pedagang tetap mendukung kebijakan Bupati dan Wakil Bupati, tapi yang kami inginkan agar Pemerintah Daerah dan pihak pengembang juga memanusiakan kami sebagai dengan menempatkan TPS yang lebih layak bagi para pedagang untuk berjualan,” ujar salah seorang pedagang. ( * )