LAMPUNG UTARA–Upaya Bupati Lampung Utara Dr. Ir. H. Hamartoni Ahadis, M.Si untuk menata ‘wajah’ Kotabumi sebagai ibukota Kabupaten Lampung Utara dan sekaligus sebagai kabupaten tertua, mestinya harus mendapatkan dukungan dari semua pihak.
Dalam rapat dengan komisi II DPRD yang dihadiri oleh pihak eksekutif, pengembang dan Asosiasi Pedagang Pasar Dekon, Selasa (15/7) soal revitalisasi Pasar Dekon, pihak pengembang yang dalam hal ini diwakili oleh Didi Stiawan selaku Direktur Operasional PT. Lingga Tehnik Utama, tidak memberikan jawaban angka rupiah yang pasti ketika dicecar soal anggaran untuk membangun Pasar Dekon oleh Ketua Komisi 2 Rahmat Padli, S.H.
Didi Stiawan mengatakan, pihaknya belum bisa menentukan berapa estimasi besaran anggaran yang dibutuhkan untuk membangun revitalisasi pasar Dekon.
“Untuk saat ini, kami belum bisa memastikan, berapa anggarannya. Sebab, masih harus ada penyesuaian dalam penyusunan RAB ( Rencana Anggaran Biaya ),” ujar Didi Stiawan.
Hingga tiga kali Ketua Komisi Rahmat Padli mengajukan pertanyaan yang sama, pihak pengembang masih tetap bungkam dan memberikan jawaban yang berputar-putar.
” Masak mau membangun proyek sebesar ini, estimasi anggarannya aja belum tahu,” tegas Rahmat Padli.
Namun anehnya, hanya berselang 2 hari dari pertemuan dengan Komisi 2 DPRD, Pemkab Lampung Utara melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan surat Nomor : 800/27-LU/2025 mengundang semua pihak terkait dan pedagang Pasar Dekon, Pasar Ganefo, Pasar Pagi Lama dan Pasar Pagi Baru, Kamis 17 Juli 2025 Pukul 13.30 Wib di aula dinas setempat dalam rangka penyampaian harga jual toko dan hamparan terkait revitalisasi/pembangunan Pasar Dekon dan Pasar Ganefo.
Padahal sudah jelas, ketika rapat dengan Komisi 2 DPRD, Ketua Komisi Rahmat Padli juga mempertanyakan soal harga jual atau sewa toko, namun pihak pengembang juga belum bisa memberikan jawaban yang pasti soal harga jual atau sewa toko.
Menjawab pertanyaan Ketua Komisi 2 tersebut, Asisten II Drs. Ahmad Alamsyah, M.M yang juga sebagai Ketua Pelaksana Revitalisasi Pasar Dekon mengatakan, pemerintah daerah nanti yang akan memfasilitasinya.
“Nanti semua pedagang dan pengembang akan kita undang tanpa terkecuali, untuk menyepakati harga jual toko, agar tidak memberatkan baik pedagang maupun pengembang,” ujar Alamsyah.
Mewakili para pedagang, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Dekon, Syahrul Agoes menyampaikan kekecewaan para pedagang terhadap pihak pengembang yang membuatkan Tempat Pedagang Sementara ( TPS ) yang tidak layak.
“Tempat sekecil itu, bagaimana mungkin para pedagang bisa menjual barang dagangannya. Memasukkan etalase aja enggak bisa. Belum lagi nanti kalau musim penghujan, dindingnya yang hanya dari triplek, pasti akan hancur kalau kena air hujan,” ujar Syahrul Agoes.
Yanti, salah seorang pedagang dan sekaligus pemilik Toko Aneka, juga mempertanyakan kapan rencana pembangunan revitalisasi Pasar Dekon tersebut akan dimulai, agar para pedagang dapat mempersiapkan diri untuk memindahkan isi toko nya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Asisten II Ahmad Alamsyah mengatakan, bupati nanti akan mengundang seluruh para pedagang untuk sosialisasi rencana akan dimulainya pembangunan pasar Dekon.
“Kami akan mengundang seluruh pedagang, kapan para pedagang akan direlokasi,” ujar Ahmad Alamsyah.
Dalam kesempatan tersebut, Faisol anggota Komisi 2 dari Fraksi PDI-P juga mengajak seluruh pedagang dan masyarakat untuk mendukung program bupati dalam melakukan revitalisasi pasar Dekon.
“Sebab, pasar Dekon ini akan menjadi icon bagi Kabupaten Lampung Utara sebagai kabupaten tertua. Dan setahu saya, sejak mulai jaman Orde Baru hingga sampai saat ini, hanya Bupati Dr. Ir. H. Hamartoni Ahadis, M.Si yang berani melakukan pembongkaran dan penataan kembali pasar Dekon, Ganefo, Pasar Pagi Lama dan Pasar Pagi Baru,” ujar Faisol.
Kalau kita semua tidak legowo dan mendukung, masih kata Faisol, maka kondisi Kotabumi akan tetap seperti ini terus kondisinya, dan tidak akan pernah berubah sepanjang jaman.
“Mari kita semua mendukung program bupati ini, agar kesan Kotabumi yang selama ini di cap sebagai kota mati, bisa kembali bersinar seperti kabupaten lainnya yang sudah lebih dulu maju,” ujarnya lagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Komisi 2 Rahmat Padli. Menurutnya, pro dan kontra dalam setiap kebijakan yang akan dilakukan dan diulaksanakan oleh pemerintah, pasti akan selalu ada.
“Tapi, kita semua juga harus melihatnya secara obyektif dan proporsional, bahwa Kotabumi sebagai ibukota Kabupaten Lampung Utara ini, juga memerlukan sentuhan pembangunan seperti apa yang selama ini diharapkan oleh masyarakat. Jika sekarang ada bupati yang siap untuk membangun Lampung Utara, mengapa tidak kita dukung,” ujar Rahmat Padli. ( bersambung… )