LAMPUNG UTARA–Secara pribadi, saya mulai mengenal sosok almarhum H. Bachtiar Basri, S.H., M.M. ketika saya ditugaskan oleh Pimpinan Harian Umum Lampung Post sebagai wartawan ke Kabupaten Lampung Barat pada tahun 1990.
Saat itu, Kabupaten Lampung Barat sedang dalam proses pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara, sebagai Daerah Otonomi Baru ( DOB ) yang pertama di Propinsi Lampung.
Kabupaten Lampung Barat, terbentuk pada tanggal 16 Agustus 1991 berdasarkan Undang – Undang Nomor : 6 Tahun 1991. Dan dalam masa transisi itu, Menteri Dalam Negeri ( Mendagri ) mempercayakan Letkol ( Chb ) Hakim Saleh Umpusinga ( alm ) sebagai Penjabat Bupati Lampung Barat.
Sementara, almarhum H. Bachtiar Basri, S.H., M.M ketika itu, menjabat sebagai Camat Kecamatan Sumberjaya.
Kabupaten Lampung Barat, kemudian diresmikan oleh Mendagri pada tanggal 24 September 1991 dan sekaligus melantik Letkol ( Chb ) Hakim Saleh Umpusinga sebagai Bupati Kabupaten Lampung Barat yang pertama.
Kedekatan HS Umpusinga dengan almarhum Bachtiar Basri, tak dapat dipungkiri lagi. Setiap Bupati HS. Umpusinga melakukan perjalanan dinas ke Bandarlampung maupun sebaliknya, pasti selalu menyempatkan diri untuk mampir ke rumah dinas Camat Sumberjaya, yang menjadi rumah dinas Bachtiar Basri dan keluarganya.
Banyak inspirasi tentang birokrasi pemerintahan yang disampaikan oleh almarhum Bachtiar Basri kepada HS. Umpusinga untuk membangun kabupaten Lampung Barat.
Dan, hal yang sangat wajar jika kemudian HS. Umpusinga meminta kepada Bachtiar Basri untuk membantu tugas bupati dalam melakukan tata kelola pemerintahan sebagai Daerah Otonomi Baru ( DOB ).
Hingga pada saat itu dikalangan Apartur Sipil Negara ( ASN ), Bachtiar Basri lebih dikenal sebagai camat kesayangan Bupati Hakim Saleh Umpusinga.
Setelah cukup lama menjabat sebagai Camat Sumberjaya, bupati kemudian memberikan kepercayaan kepada Bachtiar Basri untuk menjabat sebagai Asisten III Sekretaris Daerah.
Saat melantik Bachtiar Basri sebagai Asisten III, dalam sambutannya tanpa teks, HS. Umpusinga mengatakan : ” Saya percaya sdr. Bachtiar Basri bisa membantu tugas Sekda untuk menata dan membenahi birokrasi pemerintahan di Pemkab Lampung Barat ini. Dan saya, bisa tidur siang,” yang kemudian mendapat aplaus dari ASN yang hadir.
Sejak itu, Bachtiar Basri banyak berperan untuk membidani lahirnya KONI, KNPI, Karang Taruna, dan organisasi masa yang berafiliasi dengan Golkar seperti AMPI, Kosgoro dan lain sebagainya di era orde baru ( Orba ).
Disela kesibukannya sebagai sebagai pejabat, Bachtiar Basri tetap menyalurkan hobby nya untuk melukis diatas kanvas dan mengkoleksi mobil tua jenis VW dan CJ 7. Maka tak mengherankan, jika selama melaksanakan tugasnya di Kabupaten Lampung Barat, Bachtiar Basri nyaris jarang pulang ke Kotabumi.
Tapi jusrtru sebaliknya, banyak komunitas mobil VW dan CJ 7 yang mendatanginya dan sekaligus melakukan touring ke Lampung Barat.
Hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat, dikelilingi oleh pegunungan dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ( TNBBS ) dan lautan ( Krui masih menjadi bagian wilayah Kabupaten Lampung Barat saat itu ), sehingga perolehan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kabupaten Lampung Barat relatif kecil, bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya.
Untuk mengejar capaian target sumber Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) tersebut, Hakim Saleh Umpusinga kemudian menugaskan Bachtiar Basri, S.H., M.M sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah ( Dispenda ).
Sejalan dengan berakhirnya masa jabatan HS. Umpusinga pada tahun 1997, kemudian terjadi pergeseran kepemimpinan di Kabupaten Lampung Barat. Pada tahun itu juga, jabatan Bupati Lampung Barat beralih kepada Letkol ( Czi ) I Wayan Dirpha.
Setelah pergantian kepala daerah, di era kepemimpinan I Wayah Dirpha, Bachtiar Basri kemudian hijrah dan kembali ke tanah kelahirannya dan menjabat sebagai Kepala Inspektorat Kabupaten Lampung Utara.
Tak lama berselang, tepatnya pada tahun 1998, Bachtiar Basri dipercaya menjabat sebagai sebagai Sekretaris Daerah di era kepemimpinan Hairi Fasyah.
Bachtiar Basri, adalah merupakan sosok seorang pemimpin yang tegas, namun humoris. Selama memangku jabatan, almarhum tidak membedakan kepada siapa pun yang akan atau ingin menemuinya, tanpa protokoler yang ketat.
Tak dapat dipungkiri, ketika era orde baru ( Orba ) jumlah media dan wartawan masih sangat terbatas, Bachtiar Basri dikenal cukup dekat dengan kalangan insan pers, termasuk tokoh pers Lampung seperti; H. Solfian Ahmad ( alm ) pendiri Skh. Lampung Post, H. Harun Muda Indrajaya ( HMI ) pendiri Harian Tamtama yang kemudian berubah nama menjadi Skh. Lampung Ekspres, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kemudian untuk wartawan yang melaksanakan tugas jurnalistiknya di Kabupaten Lampung Utara, Bachtiar Basri juga dikenal cukup dekat dengan almarhum Effendi Yusuf dan Buchairi Aidi, serta Yo’el Lukasim, Syamsul Murod, Raja Muda yang belakangan ini sudah tidak aktif lagi melaksanakan tugas jurnalistiknya karena faktor usia.
Dan terakhir, saya bertemu dan sempat ngobrol bersama almarhum Bachtiar Basri pada saat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H di kediamannya.
Bachtiar Basri dimakamkan dibelakang rumahnya, sesuai permintaannya, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir di RSUD Abdoel Moeloek Bandarlampung.
Ribuan warga masyarakat, keluarga, sanak famili dan kerabat, serta para pejabat, baik dari Lampung Barat, Tulangbawang Barat, Lampung Utara dan Propinsi Lampung, nampak memadati rumah duka untuk menghantarkan H. Bachtiar Basri, S.H., M.M keperistirahatnnya yang terakhir.
Prosesi penyerahan jenasah dilakukan oleh Bupati Lampung Utara Dr. Ir. H. Hamartoni Ahadis, M.Si mewakili keluarga kepada Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal ( RMD ). Jenasah almarhum kemudian dibawa ke masjid tak jauh dari kedimannya untuk disholatkan sebelum dikebumikan.
Selamat jalan untuk menghadap Rabbmu Om Bach…….!
Do’a kami selalu mengiringi setiap langkahmu menuju surga-Nya.
Amin. ( * )
Penulis : Agus Hardono